Langsung ke konten utama

PEMBAHASAN SOAL UTS DAFFASATRIA143 THIRAFI YASYIFA144 MARZA RIANI145

PEMBAHASAN SOAL UTS

1. Komponen-Komponen Peta
A.  Judul Peta
          Judul peta merupakan sebuah unsur pendukung dalam peta yang sangat penting dan berfungsi untuk menyampaikan informasi yang ada di dalam peta kepada para pembacanya. Sebelum membaca sebuah peta, pembaca pasti terlebih dahulu akan melihat judul peta. Judul ini biasanya diletakkan pada bagian paling atas sebuah peta.
B. Garis Tepi Peta
Garis tepi merupakan sebuah garis yang memiliki fungsi sebagai pembatas ruang pada peta. Garis yang satu ini dapat memudahkan kita jika kita akan membuat sebuah pulau, wilayah, maupun kota supaya gambar tersebut dapat tepat berada pada posisi di tengah-tengah. Bentuk umum dari garis tepi ini adalah segi empat, dan biasanya dibuat rangkap dengan tujuan agar memperjelas garis yang kita buat.
C.  Garis Astronomis
Garis astronomis merupakan salah satu komponen peta yang memiliki fungsi untuk mengetahui letak posisi absolut suatu objek yang terdapat pada peta utama. Garis dibagi menjadi dua yaitu garis lintang dan garis bujur. Garis astronomis pada peta biasanya ditandai dengan garis putus-putus yang memotong garis tepi.
D. Arah Mata Angin atau Orientasi
Komponen atau unsur pendukung sebuah peta yang satu ini memiliki bentuk tanda panah yang biasanya menunjukkan orientasi arah Utara. Arah mata angin ini sangat penting karena sebagai penunjuk 8 arah mata angin yakni arah Timur, Tenggara, Selatan, Barat Daya, Barat, Barat Laut, Utara, dan Timur Laut. Orientasi arah mata angin ini bersifat fleksibel karena dapat diletakkan dimana saja dengan syarat tidak mengganggu komponen peta lainnya. Catatan yang perlu diberi garis bawah bahwa orientasi mata angin tidak selalu menuju ke arah utara, tetapi dapat menuju ke arah Barat maupun Selatan.
E. Skala Peta
Skala peta terdiri dari sebuah angka yang berfungsi untuk membandingkan jarak sesungguhnya yang ada di lapangan dengan jarak pada peta. Skala ini biasanya terletak tepat di bagian bawah judul peta. Unsur pendukung yang satu ini merupakan unsur yang vital karena dapat membantu pembaca untuk mengetahui jarak dan luas daerah yang sebenarnya di lapangan. Misalnya saja terdapat skala 1 : 100.000, skala tersebut memiliki artian bahwa 1 cm pada peta mewakili 100.000 cm di lapangan.
F. Simbol Peta
Simbol peta merupakan suatu tanda atau biasanya berbentuk gambar yang menyimbolkan bentuk kenampakan alam yang ada dalam peta. Simbol ini dibedakan lagi menjadi 3 jenis, yaitu simbol garis, simbol titik, dan simbol area.
·        Simbol titik
Simbol titik pada peta biasanya berfungsi untuk mewakili sebuah tempat. Misalnya simbol titik untuk mewakili sebuah kota, gunung, dan masih banyak objek-objek tempat lainnya.
·        Simbol garis
Berbeda dengan simbol titik yang mewakili suatu tempat, simbol garis ini merupakan komponen peta yang berfungsi untuk mewakili suatu data geografis yang sangat erat kaitannya dengan jarak. Misalnya saja sungai, jalan, rel, serta batas suatu wilayah dengan wilayah lainnya pada peta disimbolkan dengan menggunakan simbol garis.
·        Simbol area
Simbol area yang terdapat dalam sebuah peta biasanya digunakan untuk mewakili daerah luasan tertentu. Misalnya daerah gurun pasir, rawa, danau, hutan, dan masih banyak lagi.
G. Legenda
Legenda merupakan salah satu unsur pendukung dalam peta yang sering kita temukan di dalam sebuah kotakan dan terletak di sebelah pojok. Legenda ini sering kali dijuluki sebagai keterangan. Karena peta merupakan sebuah informasi menyangkut suatu daerah dan biasanya tertuang dalam bentuk gambar dan simbol, oleh karena itu legenda ini sangat diperlukan untuk membantu pembaca dalam memahami gambar dan simbol yang tertera di dalam sebuah peta.
Legenda biasanya ditulis secara ringkas dan jelas dengan tujuan agar mudah dipahami oleh pembaca. Sering kali kita menemukan legenda ini terletak di pojok bawah. Namun perlu diingat bahwa tidak semua jenis peta meletakkan legenda ini di bagian pojok bawah peta. Legenda bisa juga diletakkan di tempat-tempat lain yang sekiranya tidak mengganggu kenampakan pada peta sehingga peta tersebut tetap terlihat rapi dan menarik.
H. Sumber dan Tahun Pembuatan Peta
Unsur pendukung atau biasa juga disebut dengan komponen peta yang selanjutnya adalah sumber dan tahun pembuatan peta. Unsur pendukung peta yang satu ini sangat penting di dalam sebuah peta, bahkan menjadi komponen wajib yang harus dicantumkan dalam pembuatan peta. Sumber tan tahun pembuatan peta ini memiliki fungsi yang sangat penting menyangkut keterpercayaan sebuah peta.
Mungkin banyak pertanyaan yang mengalir kenapa kok sumber dan tahun pembuatan pada sebuah peta harus dicantumkan? Hal tersebut dilakukan karena sember dan tahun pembuatan peta ini digunakan sebagai petunjuk data-data yang digunakan dalam sebuah pemetaan yang bertujuan untuk memberikan penyajian informasi yang pasti dan akurat.
Pada tahun pembuatan sebuah peta ini berfungsi untuk memberikan informasi kepada pembaca tentang kapan peta tersebut di buat. Peta yang memiliki kualitas bagus adalah peta yang tahun pembuatannya masih baru. Peta baru tersebut akan menyajikan semua informasi yang masih up to date dan lengkap sehingga sesuai digunakan untuk keadaan sekarang.
2. Sistem Koordinat
Sistem koordinat peta adalah sekumpulan aturan yang menentukan bagaimana koordinat-koordinat yang bersangkutan merepresentasikan titik-titik atau obyek pada sebuah peta. Aturan ini biasanya mendefinisikan titik asal (origin) beserta beberapa sumbu-sumbu koordinat untuk mengukur jarak dan sudut untuk menghasilkan koordinat. Sistem koordinat peta yang terkenal di dunia ini adalah sistem koordinat geografis dan sistem koordinat UTM (Universal Transvers Mercator).
 Sistem koordinat geografis atau sering disebut dengan sistem koordinat geodetis ini dikembangkan oleh Greenwich (dari Inggris) yang membagi bumi menjadi dua bagian irisan yaitu irisan melintang yang disebut dengan garis lintang mulai dari katulistiwa (equator), membesar ke arah kutub (utara maupun selatan) sedangkan yang lain membujur mulai dari garis Greenwich (dekat dengan Inggris) membesar ka arah barat dan timur. Satuan skala koordinat dibagi dalam derajat lintang 0° sampai 90° dan bujur 0° sampai 180°. Lintang berada di utara dan selatan equator, sedangkan bujur memanjang dari timur ke barat dari bujur Greenwich.    Koordinat ini biasanya ditulis dalam satuan derajat, menit, dan detik, misalnya 110°35’32”, dan seterusnya. Koordinat geografi digunakan sebagai referensi peta dengan tujuan yang luas, tetapi biasanya hanya untuk pemetaan skala kecil (1 : 1.000.000 atau lebih kecil) dengan liputan daerah yang sangat luas. Koordinat ini banyak digunakan untuk terapan operasional di udara ataupun perairan seperti ditunjukkan pada semua chart (peta-peta navigasi).
The Universal Transverse Mercator (UTM) adalah Membagi permukaan bumi menjadi 60 zona yang setiap zona mencakup 6zona  Karena datum adalah bagian dari sistemkoordinat proyeksi maka UTM bisa dijadikan dasarpada luas datum
UTM adalah sistem yang mendekati proyeksi area yang sama dan memiliki koordinat ortogonal dalammeter. Proyeksi UTM didefinisikan relatif terhadap garis meridian sentral yang sesuai (3, 9, 15 ° W, dansebagainya, kelipatan tidak rata 3 °). Untuk area peta yang tidak mengandung meridian sentral proyeksiUTM, meridian yang sesuai perlu ditentukan oleh pengguna program.
GCS biasanya disebut dengan datum dan datum adalah bagian dari GCS. Sebuah GCS menggunakan sistem koordinat bola untuk menunjukkan sebuah lokasi di permukaan bumi. GCS terdiri dari derajat sudut pengukuran, sebuah prime meridian, dan sebuah datum.
Sebuah titik direferensikan dengan garis lintang (latitude) dan garis bujur (longitude). Garis lintang dan garis bujur adalah sudut yang diukur dari pusat bumi ke permukaan bumi. Satuan ukur dari garis lintang dan garis bujur adalah derajat.
Sistem koordinat terproyeksi (projected coordinate system) adalah proyeksi peta pada bidang dua dimensi. Sistem koordinat terproyeksi (PCS) berbeda dengan GCS.

4.   A.Skala
Skala peta terdiri dari sebuah angka yang berfungsi untuk membandingkan jarak sesungguhnya yang ada di lapangan dengan jarak pada peta. Skala ini biasanya terletak tepat di bagian bawah judul peta. Unsur pendukung yang satu ini merupakan unsur yang vital karena dapat membantu pembaca untuk mengetahui jarak dan luas daerah yang sebenarnya di lapangan. Misalnya saja terdapat skala 1 : 100.000, skala tersebut memiliki artian bahwa 1 cm pada peta mewakili 100.000 cm di lapangan.







7. Rangkuman UU No 4 Tahun 2011 Tentang Informasi Geospasial
PENGERTIAN Dalam Bab I Undang-Undang ini menjabarkan pengertian-pengertian menyangkut Informasi Geospasial yang dibahas dalam Undang-undang  ini. Spasial adalah aspek keruangan suatu objek atau kejadian yang mencakup lokasi, letak, dan posisinya. Geospasial atau ruang kebumian adalah aspek keruangan yang menunjukkan lokasi, letak, dan posisi suatu objek atau kejadian yang berada di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi yang dinyatakan dalam sistem koordinat tertentu.
Data Geospasial yang selanjutnya disingkat DG adalah data tentang lokasi geografis, dimensi atau ukuran, dan/atau karakteristik objek alam dan/atau buatan manusia yang berada di bawah, pada, atau di atas permukaan bumi. Informasi Geospasial yang selanjutnya disingkat IG adalah DG yang sudah diolah sehingga dapat digunakan sebagai alat bantu dalam perumusan kebijakan, pengambilan keputusan, dan/atau pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan ruang kebumian.
Informasi Geospasial Dasar yang selanjutnya disingkat IGD adalah IG yang berisi tentang objek yang dapat dilihat secara langsung atau diukur dari kenampakan fisik di muka bumi dan yang relatif lama 
Informasi Geospasial Tematik yang selanjutnya disingkat IGT adalah IG yang menggambarkan satu atau lebih tema tertentu yang dibuat mengacu pada IGD.
 Skala adalah angka perbandingan antara jarak dalam suatu IG dengan jarak sebenarnya di muka bumi. 
 Titik Kontrol Geodesi adalah posisi di muka bumi yang ditandai dengan bentuk fisik tertentu yang dijadikan sebagai kerangka acuan posisi untuk IG.
Jaring Kontrol Horizontal Nasional yang selanjutnya disingkat JKHN adalah sebaran titik kontrol geodesi horizontal yang terhubung satu sama lain dalam satu kerangka referensi.
Jaring Kontrol Vertikal Nasional yang selanjutnya disingkat JKVN adalah sebaran titik kontrol geodesi vertikal yang terhubung satu sama lain dalam satu kerangka referensi.
 Jaring Kontrol Gayaberat Nasional yang selanjutnya disingkat JKGN adalah sebaran titik kontrol geodesi gayaberat yang terhubung satu sama lain dalam satu kerangka referensi. 
 Peta Rupabumi Indonesia adalah peta dasar yang memberikan informasi secara khusus untuk wilayah darat.
Peta Lingkungan Pantai Indonesia adalah peta dasar yang memberikan informasi secara khusus untuk wilayah pesisir Peta Lingkungan Laut Nasional adalah peta dasar yang memberikan informasi secara khusus untuk wilayah laut.
Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
8. Tugas Makalah
Pengertian Perenacanaan wilayah dan kota
Perencanaan kota dan wilayah dapat didefinisikan sebagai proses pengambilan keputusan untuk mewujudkan tujuan-tujuan ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan hidup melalui pengembangan visi tata ruang, strategi dan rencana, dan penerapan seperangkat prinsip-prinsip kebijakan, alat-alat, mekanisme partisipatif kelembagaan, dan prosedur pengaturan.
          Perencanaan kota dan wilayah tak terpisahkan dari fungsi ekonomi yang mendasar. Ini adalah mekanisme yang ampuh untuk menyusun kembali bentuk dan fungsi kota-kota dan wilayah untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi secara endogen, membuka lapangan kerja dan membangun kemakmuran, sekaligus memenuhi kebutuhan kelompok yang paling rentan, terpinggirkan atau yang kurang terlayani. Panduan ini mengajukan prinsip-prinsip pokok dan rekomendasi perencanaan kota dan wilayah yang dapat membantu semua negara dan kota-kota untuk secara efektif mengarahkan perubahan demografi perkotaan (pertumbuhan, stagnasi atau penurunan) dan meningkatkan kualitas hidup di permukiman urban, baik yang ada sekarang maupun yang baru. Dengan mempertim-bangkan prinsip subsidiaritas atau penjenjangan dan pengaturan tata kelola secara spesifik untuk setiap negara, Panduan ini harus digunakan dengan memperhatikan kontinum multi-skala perencanaan tata ruang:
 Pada tingkat supra-nasional dan lintas-batas, strategi wilayah secara multi-nasional dapat membantu investasi langsung untuk mengatasi isuisu global seperti perubahan iklim dan efisiensi energi, memungkinkan perluasan terintegrasi kawasan perkotaan di wilayah lintas batas, mengurangi risiko alam dan meningkatkan pengelolaan berkelanjutan sumber daya alam yang dimiliki bersama; • Pada tingkat nasional, rencana nasional dapat mengambil keuntungan dari kutub-kutub ekonomi dan infrastruktur besar, baik yang ada maupun yang direncanakan dalam rangka untuk mendukung, menstrukturkan, dan menyeimbangkan sistem kotakota, termasuk di koridor perkotaan dan daerah aliran sungai, untuk sepenuhnya mampu mewujudkan potensi ekonomi mereka;
 Pada tingkat wilayah-kota dan metropolitan, rencana wilayah secara sub-nasional dapat mendorong pembangunan ekonomi dengan mengetengahkan skala ekonomi wilayah dan aglomerasi, meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan, memperkuat hubungan kota-desa dan adaptasi terhadap dampak perubahan iklim, mengurangi risiko bencana dan intensitas penggunaan energi, mengatasi kesenjangan sosial dan tata ruang dan memajukan kohesi wilayah dan kesaling-lengkapan pada daerah, baik yang berkembang maupun yang sedang mengalami kemerosotan;
 Pada tingkat kota dan pemerintah daerah, strategi pembangunan kota dan rencana pembangunan terpadu dapat memprioritaskan keputusan investasi serta mendorong sinergi dan interaksi di antara beberapa kawasan perkotaan yang terpisah. Rencana penggunaan lahan dapat memberikan kontribusi pada perlindungan lingkungan yang sensitif dan melakukan regulasi pasar tanah. Perluasan perkotaan dan rencana pengisian kegiatan yang tumbuh dari dalam kawasan (infill) dapat meminimalkan biaya transportasi dan layanan pengiriman, mengoptimalkan penggunaan lahan serta mendukung pelindungan dan organisasi ruang terbuka kota. Peningkatan lingkungan perkotaan dan rencana penambah-ulangan (retrofitting) dapat meningkatkan kepadatan perumahan dan kegiatan ekonominya serta memajukan komunitas yang secara sosial lebih terpadu;
 Definisi dan Ruang Lingkup
• Pada tingkat lingkungan perumahan, rencana dan tata letak pengembangan jalan dan ruang publik dapat meningkatkan kualitas urban, kohesi dan inklusi sosial, serta perlindungan sumber daya lokal. Perencanaan dan penganggaran partisipatif, perlibatan masyarakat dalam mengelola tanah umum perkotaan, seperti ruang bersama dan jasa umum, dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan integrasi dan konektivitas tata ruang, keamanan dan ketangguhan warga, serta demokrasi lokal dan akuntabilitas sosial.
Berbagai metode dan praktik perencanaan kota dan wilayah telah berlaku dan diuji di banyak negara: perencanaan strategis untuk seluruh kota, perencanaan induk, perencanaan komunitas, perencanaan tata guna lahan, dll. Semuanya bertujuan untuk mempengaruhi bentuk dan fungsi perkotaan dan melakukannya dengan cara yang berbeda-beda; bahkan rencana yang tidak dilaksanakan pun berdampak pada kehidupan nyata, misalnya dengan menjadi hambatan untuk perubahan yang berkelanjutan. Spektrum metode perencanaan cukup luas dan mencerminkan kontinum yang terus berubah dengan pendekatan top-down dan bottom-up digabungkan dalam berbagai tingkatan dalam setiap konteks tertentu.
Pengertian Rencana Umum Tata Ruang Menurut PermenPU No. 17 Tahun 2009
Rencana umum tata ruang nasional adalah arahan kebijakan dan strategipemanfaatanruang wilayah nasional yang disusun guna menjaga integritas nasional,keseimbangan dan keserasian perkembangan antar wilayah dan antar sekto, sertakeharmonisan antar ligkungan alam dengan lingkungan buatan untuk meningkatkankesejahteraan.Rencana umum tata ruang kabupaten/kota yang sesuai dengan fungsi danperannya di dalam rencana pengembangan wilayah provinsi secara kesejahteraan,strategi pengembangan wilayah ini selanjutnya dituangkan ke dalam rencanastruktur dan rencana pola ruang operasional.
Dalam opeasional rencana umum tata ruang dijabarkan dalam rencana rincitata ruang yang disusun dengan pendekatan nilai strategis kawasan dan/ataukegiatan kawasan dengan muatan substansi yang dapat mencakup hinggapenetapan blok dan subblok yang dilengkapi peraturan zonasi sebagai salah satudasar dalam pengendalian pemanfaatna ruang sehingga pemanfaatan ruang dapatdilakukan sesuai dengan rencana umum tata ruang dan rencana rinci tata ruang.Rencana rinci tat ruang dapat berupa rencana tat ruang kawasan strategis danrencana detail tata ruang






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Metode Pengikatan Kemuka

Pengikatan ke muka adalah suatu metode pengukuran data dari dua buah titik di lapangan tempat berdiri alat untuk memperoleh suatu titik lain di lapangan tempat berdiri target (rambu ukur/benang, unting–unting) yang akan diketahui koordinatnya dari titik tersebut. Garis antara kedua titik yang diketahui koordinatnya dinamakan garis absis. Sudut dalam yang dibentuk absis terhadap target di titik B dinamakan sudut beta. Sudut beta dan alfa diperoleh dari lapangan. Pada metode ini, pengukuran yang dilakukan hanya pengukuran sudut. Bentuk yang digunakan metode ini adalah bentuk segitiga. Akibat dari sudut yang diukur adalah sudut yang dihadapkan titik yang dicari, maka salah satu sisi segitiga tersebut harus diketahui untuk menentukan bentuk dan besar segitiganya. Cara pengikatan ke muka banyak dilakukan dalam pengukuran titik triangulasi dan konstruksi  maksud dan tujuan dari dilaksanakannya kegiatan praktek pengukuran pengikatan ke muka ini antara lain adalah sebagai berikut : 1) Untu

Metode Trilaterasi

Metod e trilaterasi   adalah salah satu cara penentuan posisi dimana titik satu dengan lainnya dihubungkan sehingga membentuk rangkaian segitiga atau jaring segitiga yang pada setiap segitiga dilakukan hanya pengukuran jarak . Langkah Langkah Pengerjaan 1. Diketahui sudut jurusan αA1 beserta jarak antar sudut. Dicari koordinat titik 1 (x1,y1) dan titik 2 (x2,y2). 2. Jika jumlah sudut-sudut tersebut tidak sama dengan 180o maka masing-masing sudut diberi koreksi 𝟏/𝟑W, dimana W = (b1+b2+b3) – 180o. 3. Apabila ada koreksi, maka setiap sudut dikurangi koreksi. β −(1/3 W) 4. Hitung sudut jurusan 5. Hitung Koordinat 6.Pembuktian koordinat A atau Kontrol Hitungan 

Metode Perpotongan ke Belakang

Teori Dasar Titik P diikat dengan cara ke belakang pada titik A, B, dan C.  Buatlah sekarang suatu lingkaran sebagai tempat kedudukan  melalui titik-titk A, B dan P hubungkanlah titik P dengan titik C  maka garis CP dimisalkan memotong lingkaran tadi di titik H  yang di namakan titik penolong Collins. Untuk menentukan koordinat-koordinat titik H yang telah di gabungkan  dengan titik tertentu C, tariklah garis AH dan BH. Maka sudut BAH = β  dan sudut ABH sebagai sudut segiempat tali busur dalam lingkaran  sama dengan 180o - (ᾀ + β ) dengan demikian sudut-sudut pada titik  pengikat A dan B diketahui, hingga titik H diikat dengan cara kemuka  pada titik-titik A dan B. Sekarang akan dicari koordinat-koordinat titik P sendiri. Supaya titik P diikat dengan cara ke muka pada titik A dan B, maka haruslah diketahui sudut BAP dan sudut ABP,  ialah sudut-sudut yang ada pada titik yang telah tentu. Sudut ABP akan dapat di hitung bila diketahui sudut BAP. Untuk men