Langsung ke konten utama

Sistem Grid dan Skala


SISTEM GRID

posisi suatu objek di permukaan bumi dapat dinyatakan dengan posisi (letak) relatif dan posisi (letak) absolut. Posisi relatif adalah posisi atau kedudukan suatu objek terhadap objek lainnya. Sementara itu, posisi absolut adalah posisi objek di permukaan bumi berdasarkan sistem grid atau sistem koordinatnya. Suatu objek akan memiliki posisi absolut yang berbeda dengan objek lainnya. Koordinat dapat ditunjukkan oleh adanya garis vertikal dan horizontal dalam peta. Sistem grid yang banyak digunakan dalam peta-peta di Indonesia adalah grid petak, grid geografis, dan grid UTM (Universal Transverse Mercator).


1.    Grid Petak
Grid petak merupakan suatu sistem pembagian wilayah di peta ke dalam petak-petak (kotak-kotak). Petak-petak dalam peta terdiri atas garis-garis yang membujur dan melintang. Dalam grid petak, garis yang membujur biasa ditandai dengan huruf abjad A, B, C, D, dan seterusnya. Sementara itu, garis yang melintang biasa ditandai dengan angka 1, 2, 3, 4, dan seterusnya. Pembacaan koordinat dimulai dari abjad kemudian dilanjutkan angka, misalnya C 10, K 23, P 07, dan sebagainya.

2.Grid Geografis
Grid geografis menunjukkan posisi absolut suatu objek berdasarkan garis lintang dan garis bujur. Garis lintang adalah garis khayal yang melingkari permukaan bumi sejajar dengan garis khatulistiwa. Garis khatulistiwa adalah garis khayal yang membagi permukaan bumi menjadi dua bagian sama besar, yaitu belahan bumi utara dan belahan bumi selatan. Garis lintang yang berada di belahan bumi utara disebut dengan lintang utara, sedangkan garis lintang yang berada di belahan bumi selatan disebut dengan lintang selatan.
Garis bujur adalah garis khayal yang menghubungkan antara kutub utara dan kutub selatan, serta terletak tegak lurus terhadap garis khatulistiwa. Penentuan titik 00 garis bujur adalah berdasarkan kesepakatan internasional, yaitu garis bujur yang melewati Kota Greenwich (dekat London) di Inggris. Garis bujur yang terletak di sebelah barat garis bujur 00 disebut dengan bujur barat, sedangkan garis bujur yang terletak di sebelah timur garis bujur 00 disebut dengan bujur timur.

3.    Grid UTM (Universal Transverse Mercator)
Grid UTM (Universal Transverse Mercator) membagi wilayah di permukaan bumi berdasarkan jarak meter. Dalam sistem grid UTM, bumi hanya dibedakan menjadi belahan utara dan belahan timur. Sistem grid UTM membagi bumi menjadi 60 zona sehingga setiap zona dibatasi oleh dua meridian (garis bujur) sebesar 6°. Zona 1 dimulai dari koordinat 180° BB sampai koordinat 174° BB, zona 2 dimulai dari koordinat 174° BB sampai 168° BB, demikian seterusnya menuju ke arah timur hingga zona 60 yang dimulai dari koordinat 174° BT sampai koordinat 180° BT. Berbeda halnya dengan sistem grid geografis yang dapat mencapai lintang 90o, batas lintang dalam grid UTM adalah dari 80° LS hingga 84° LU. Permukaan bumi dibagi dengan interval sebesar 8°, dimulai dari 80° LS menuju ke arah utara. Zona tersebut diberi notasi dengan huruf C, D, E, F, hingga X (huruf I dan O tidak digunakan), dimulai dari 80° LS. Dengan demikian, zona antara 80° LS sampai 72° LS diberi notasi C, 72° LS sampai 64° LS diberi notasi D, 64° LS hingga 56° LS diberi notasi E, dan seterusnya hingga mencapai 84° LU. Koordinat sistem grid UTM adalah dalam meter ke arah utara (MU) dan meter ke arah timur (MT).

SKALA
 skala peta (map scale) adalah salah satu unsur yang ada dalam suatu peta dan terdapat rumus khusus untuk menghitung besar skala dari peta tersebut. Seperti yang umum dipahami, suatu peta menggambarkan daerah di permukaan bumi yang diperkecil dengan skala. Pengecilan daerah tersebut menjadi suatu penyajian pada bidang datar, berupa peta memerlukan penjelasan tentang hubungan matematik antara ukuran-ukuran geometrik khususnya jarak yang ada di permukaan bumi dan di peta. Hubungan ini disebut skala peta

Rumus skala peta digunakan untuk menentukan atau menghitung besar skala dari suatu peta. Rumus ini sangatlah sederhana, hanya memuat perhitungan biasa. Kami yakin semuanya dapat menggunakan rumus skala peta ini dengan baik. Seperti apa rumusnya? Berikut ini adalah rumus mencari besar skala dari suatu peta:
Rumus Mencari Skala
Skala = Jarak pada peta : Jarak sesungguhnya.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Metode Pengikatan Kemuka

Pengikatan ke muka adalah suatu metode pengukuran data dari dua buah titik di lapangan tempat berdiri alat untuk memperoleh suatu titik lain di lapangan tempat berdiri target (rambu ukur/benang, unting–unting) yang akan diketahui koordinatnya dari titik tersebut. Garis antara kedua titik yang diketahui koordinatnya dinamakan garis absis. Sudut dalam yang dibentuk absis terhadap target di titik B dinamakan sudut beta. Sudut beta dan alfa diperoleh dari lapangan. Pada metode ini, pengukuran yang dilakukan hanya pengukuran sudut. Bentuk yang digunakan metode ini adalah bentuk segitiga. Akibat dari sudut yang diukur adalah sudut yang dihadapkan titik yang dicari, maka salah satu sisi segitiga tersebut harus diketahui untuk menentukan bentuk dan besar segitiganya. Cara pengikatan ke muka banyak dilakukan dalam pengukuran titik triangulasi dan konstruksi  maksud dan tujuan dari dilaksanakannya kegiatan praktek pengukuran pengikatan ke muka ini antara lain adalah sebagai berikut : 1) Untu

Metode Trilaterasi

Metod e trilaterasi   adalah salah satu cara penentuan posisi dimana titik satu dengan lainnya dihubungkan sehingga membentuk rangkaian segitiga atau jaring segitiga yang pada setiap segitiga dilakukan hanya pengukuran jarak . Langkah Langkah Pengerjaan 1. Diketahui sudut jurusan αA1 beserta jarak antar sudut. Dicari koordinat titik 1 (x1,y1) dan titik 2 (x2,y2). 2. Jika jumlah sudut-sudut tersebut tidak sama dengan 180o maka masing-masing sudut diberi koreksi 𝟏/𝟑W, dimana W = (b1+b2+b3) – 180o. 3. Apabila ada koreksi, maka setiap sudut dikurangi koreksi. β −(1/3 W) 4. Hitung sudut jurusan 5. Hitung Koordinat 6.Pembuktian koordinat A atau Kontrol Hitungan 

Metode Perpotongan ke Belakang

Teori Dasar Titik P diikat dengan cara ke belakang pada titik A, B, dan C.  Buatlah sekarang suatu lingkaran sebagai tempat kedudukan  melalui titik-titk A, B dan P hubungkanlah titik P dengan titik C  maka garis CP dimisalkan memotong lingkaran tadi di titik H  yang di namakan titik penolong Collins. Untuk menentukan koordinat-koordinat titik H yang telah di gabungkan  dengan titik tertentu C, tariklah garis AH dan BH. Maka sudut BAH = β  dan sudut ABH sebagai sudut segiempat tali busur dalam lingkaran  sama dengan 180o - (ᾀ + β ) dengan demikian sudut-sudut pada titik  pengikat A dan B diketahui, hingga titik H diikat dengan cara kemuka  pada titik-titik A dan B. Sekarang akan dicari koordinat-koordinat titik P sendiri. Supaya titik P diikat dengan cara ke muka pada titik A dan B, maka haruslah diketahui sudut BAP dan sudut ABP,  ialah sudut-sudut yang ada pada titik yang telah tentu. Sudut ABP akan dapat di hitung bila diketahui sudut BAP. Untuk men