Teori Dasar
Titik P diikat dengan cara ke belakang pada titik A, B, dan C.
Buatlah sekarang suatu lingkaran sebagai tempat kedudukan
melalui titik-titk A, B dan P hubungkanlah titik P dengan titik C
maka garis CP dimisalkan memotong lingkaran tadi di titik H
yang di namakan titik penolong Collins.
Untuk menentukan koordinat-koordinat titik H yang telah di gabungkan
dengan titik tertentu C, tariklah garis AH dan BH. Maka sudut BAH = β
dan sudut ABH sebagai sudut segiempat tali busur dalam lingkaran
sama dengan 180o - (ᾀ + β ) dengan demikian sudut-sudut pada titik
pengikat A dan B diketahui, hingga titik H diikat dengan cara kemuka
pada titik-titik A dan B. Sekarang akan dicari koordinat-koordinat titik P sendiri. Supaya titik P diikat dengan cara ke muka pada titik A dan B, maka haruslah diketahui sudut BAP dan sudut ABP,
ialah sudut-sudut yang ada pada titik yang telah tentu. Sudut ABP akan dapat di hitung bila diketahui sudut BAP.
Untuk menentukan koordinat P dari A, B dan C dipergunakan metoda perpotongan ke belakang secara numeris Collins dan cara grafis Lingkaran melalui A, B dan P memotong garis PC di H, yang selanjutnya disebut titik penolong Collins. Titik penolong Collins ini dapat pula terletak pada garis PB atau PA. Masing-masing lingkaran. Melalui titik A, C dan P serta melalui titik B, C dan P dengan data pada segitiga ABH dapat dihitung. Titik A telah diketahui koordinatnya yaitu ( Xa,Ya ). Selanjutnya akan dicari koordinat titik H. Apabila jarak kedua koordinat tersebut adalah dah, dan sudut jurusan yang dibentuk oleh kedua titik tersebut adalah ᾀ ah.
Maka koordinat titik H tersebut adalah
Xh = Xa + dah sin ᾀ ah
Yh = Ya + dah cos ᾀ ah
ᾀ ah dapat dicari dengan rumus :
ᾀ ah = ᾀ ab + β
Sedangkan sudut jurusan ᾀ ab sendiri dicari dengan rumus :
Untuk mencari dah, diperlukan nilai dab sehingga dah dapat ditentukan dengan menggunakan perbandingan antara sinus sudut dengan garis sehadap sudut tersebut.
Komentar
Posting Komentar