Langsung ke konten utama

PENGOLAHAN DATA GIS/SIG


 Tahapan Kerja Sistem Informasi Geografis (SlG)

Sistem kerja SIG konvensional dilakukan manusia, sementara sistem kerja SIG modern dilakukan
komputer. Tahapan kerja SIG konvensional dan modern sama meliputi tahap pemasukan data, tahappengelolaan data, tahap manipulasidan analisis data, serta tahap keluaran data. Sistem lnformasiGeografis (SlG) modern dan konvensional memiliki perbedaan karakteristik sebagai berikut:

a. Tahap Pemasukan Data

Data yang dapat diolah oleh SIG adalah data geospasial yaitu data tentang lokasi geografis, dimensiatau ukuran, karakteristik objek alam atau buatan manusia yang berada di bawah, pada, atau di ataspermukaan Bumi. Data geospasial dibedakan sebagai berikut:
- Data grafis/geometris yaitu data SIG yang berbentuk vektor dan raster. Data vektor memiliki arahdan jarak, sementara data raster berbentuk piksel.
- Data atribut yaitu identitas yang dimiliki oleh data grafis.
Proses pemasukan data SIG dilakukan dalam beberapa tahapan. Setiap tahap pemasukan datamemiliki tujuan masing-masing. Tahap-tahap pemasukan data SIG sebagai berikut:
- Akuisisi merupakan proses awal berupa pemasukan dan perekaman data dalam komputer.
Editing merupakan proses perbaikan hasil digitasi. Pada tahap ini dilakukan koreksi dan perbaikandata atau simbol yang salah.
- Pembangunan topologi data, dilakukan untuk membedakan data titik, garis, dan area.
- Pemberian atribut yaitu pemberian identitas atau atribut data. Tahap ini dilakukan apabila topologidata terbentuk.
- Transformasi koordinat yaitu tahap transformasi dari koordinat hasil digitasi ke koordinat yang sesuai dilapangan.

b. Tahap Pengelolaan Data

Tahap pengelolaan data meliputi pengarsipan dan pemodelan. Pengelolaan data bertujuan untukmenyiapkan data yang dapat diolah lebih lanjut pada tahap berikutnya.
- Pengarsipan
Pengarsipan bertujuan menyimpan data yang akan dianalisis. Apabila akan dilakukan pemanggilan data, data yang diinginkan mudah didapat karena telah diarsipkan. Pengarsipan dilakukan terhadap data dasar hasil digitasi dan data dasar lainnya.
- Pemodelan
Pemodelan dilakukan dengan membuat konsep analisis untuk mendapat informasi baru. Pemodelan memperlakukan data untuk analisis sesuai dengan keinginan pengguna. Pemodelan mencerminkanpola pikir pengguna dalam menganalisis data.

c. Tahap Manipulasi dan Analisis Data

Tahap manipulasi dan analisis data merupakan ciri utama SlG. Pada tahap ini terjadi prosespembentukan peta baru yang telah diolah, baik secara manual maupun komputerisasi. Kemampuan SIG dalam analisis data spasial dan data atribut akan menghasilkan informasi yang berguna untuk berbagai aplikasi.
Buffering
Tahap buffering adalah pembuatan poligon baru berdasarkan jarak yang telah ditentukan, baik pada data titik, data garis, data area, maupun data poligon.

Scoring

Tahap scoring dilakukan dengan memberi nilai dari sifat parameter yang digunakan dalam analisis.
Penilaian memberikan pengaruh sifat terhadap perkiraan kejadian.

Overlay

Tahap overlay adalah penggabungan dua data grafis atau lebih secara tumpang susun untukmemperoleh data grafis baru yang memiliki satuan pemetaan. Overlay dapat di lakukan dengan metode identity, union, intersection, dan metode up date.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Metode Pengikatan Kemuka

Pengikatan ke muka adalah suatu metode pengukuran data dari dua buah titik di lapangan tempat berdiri alat untuk memperoleh suatu titik lain di lapangan tempat berdiri target (rambu ukur/benang, unting–unting) yang akan diketahui koordinatnya dari titik tersebut. Garis antara kedua titik yang diketahui koordinatnya dinamakan garis absis. Sudut dalam yang dibentuk absis terhadap target di titik B dinamakan sudut beta. Sudut beta dan alfa diperoleh dari lapangan. Pada metode ini, pengukuran yang dilakukan hanya pengukuran sudut. Bentuk yang digunakan metode ini adalah bentuk segitiga. Akibat dari sudut yang diukur adalah sudut yang dihadapkan titik yang dicari, maka salah satu sisi segitiga tersebut harus diketahui untuk menentukan bentuk dan besar segitiganya. Cara pengikatan ke muka banyak dilakukan dalam pengukuran titik triangulasi dan konstruksi  maksud dan tujuan dari dilaksanakannya kegiatan praktek pengukuran pengikatan ke muka ini antara lain adalah sebagai berikut : 1) Untu

Metode Trilaterasi

Metod e trilaterasi   adalah salah satu cara penentuan posisi dimana titik satu dengan lainnya dihubungkan sehingga membentuk rangkaian segitiga atau jaring segitiga yang pada setiap segitiga dilakukan hanya pengukuran jarak . Langkah Langkah Pengerjaan 1. Diketahui sudut jurusan αA1 beserta jarak antar sudut. Dicari koordinat titik 1 (x1,y1) dan titik 2 (x2,y2). 2. Jika jumlah sudut-sudut tersebut tidak sama dengan 180o maka masing-masing sudut diberi koreksi 𝟏/𝟑W, dimana W = (b1+b2+b3) – 180o. 3. Apabila ada koreksi, maka setiap sudut dikurangi koreksi. β −(1/3 W) 4. Hitung sudut jurusan 5. Hitung Koordinat 6.Pembuktian koordinat A atau Kontrol Hitungan 

Metode Perpotongan ke Belakang

Teori Dasar Titik P diikat dengan cara ke belakang pada titik A, B, dan C.  Buatlah sekarang suatu lingkaran sebagai tempat kedudukan  melalui titik-titk A, B dan P hubungkanlah titik P dengan titik C  maka garis CP dimisalkan memotong lingkaran tadi di titik H  yang di namakan titik penolong Collins. Untuk menentukan koordinat-koordinat titik H yang telah di gabungkan  dengan titik tertentu C, tariklah garis AH dan BH. Maka sudut BAH = β  dan sudut ABH sebagai sudut segiempat tali busur dalam lingkaran  sama dengan 180o - (ᾀ + β ) dengan demikian sudut-sudut pada titik  pengikat A dan B diketahui, hingga titik H diikat dengan cara kemuka  pada titik-titik A dan B. Sekarang akan dicari koordinat-koordinat titik P sendiri. Supaya titik P diikat dengan cara ke muka pada titik A dan B, maka haruslah diketahui sudut BAP dan sudut ABP,  ialah sudut-sudut yang ada pada titik yang telah tentu. Sudut ABP akan dapat di hitung bila diketahui sudut BAP. Untuk men